CEO Microsoft Steve Ballmer, menurut majalah Forbes, dinilai sebagai salah satu CEO terburuk yang memimpin perusahaan publik di Amerika Serikat.
Selain Ballmer, ada pula CEO AS lain yang dinilai buruk oleh Forbes, yakni CEO Cisco, General Electric (GE), WalMart, dan Sears.
Forbes menyoroti kinerja Ballmer yang tidak mengindahkan peluang bisnis perangkat mobile yang sebenarnya berkembang pesat dan menguntungkan. Microsoft mengabaikan bisnis smartphonedan tablet sehingga tertinggal jauh dari iOS milik Apple dan Android dari Google.
"Setelah membuang Zune, mengabaikan tablet, Windows CE, dan produk mobile lainnya, Microsoft masih dikuasai Ballmer selama lebih dari satu dekade. Microsoft adalah perusahaan PC, tidak lebih, padahal permintaan PC mulai bergeser ke mobile," ujar kontributor Forbes, Adam Hartung.
Menurutnya, Microsoft membutuhkan CEO yang memahami langkah cepat perubahan teknologi dan akan mengerti tren pasar.
Ketika Ballmer mulai memimpin Microsoft pada 2000, harga saham perusahaan perangkat lunak raksasa ini mencapai 60 dollar AS per lembar saham. Dua tahun kemudian harga saham itu anjlok menjadi 20 dollar AS per lembar, dan sejauh ini paling tinggi hanya menginjak 30 dollar AS per lembar.
Namun, ada sisi positif lain sejak Microsoft dinakhodai Ballmer. Microsoft sukses mengembangkan perangkat sensor gerak Kinect yang mampu mendeteksi gerakan, dan Xbox yang masuk kategori konsol game laris untuk bersaing dengan Sony PlayStation dan Nintendo Wii.
Oleh : www.kompas.com
Sumber : Boy Genius Report
Selain Ballmer, ada pula CEO AS lain yang dinilai buruk oleh Forbes, yakni CEO Cisco, General Electric (GE), WalMart, dan Sears.
Forbes menyoroti kinerja Ballmer yang tidak mengindahkan peluang bisnis perangkat mobile yang sebenarnya berkembang pesat dan menguntungkan. Microsoft mengabaikan bisnis smartphonedan tablet sehingga tertinggal jauh dari iOS milik Apple dan Android dari Google.
"Setelah membuang Zune, mengabaikan tablet, Windows CE, dan produk mobile lainnya, Microsoft masih dikuasai Ballmer selama lebih dari satu dekade. Microsoft adalah perusahaan PC, tidak lebih, padahal permintaan PC mulai bergeser ke mobile," ujar kontributor Forbes, Adam Hartung.
Menurutnya, Microsoft membutuhkan CEO yang memahami langkah cepat perubahan teknologi dan akan mengerti tren pasar.
Ketika Ballmer mulai memimpin Microsoft pada 2000, harga saham perusahaan perangkat lunak raksasa ini mencapai 60 dollar AS per lembar saham. Dua tahun kemudian harga saham itu anjlok menjadi 20 dollar AS per lembar, dan sejauh ini paling tinggi hanya menginjak 30 dollar AS per lembar.
Namun, ada sisi positif lain sejak Microsoft dinakhodai Ballmer. Microsoft sukses mengembangkan perangkat sensor gerak Kinect yang mampu mendeteksi gerakan, dan Xbox yang masuk kategori konsol game laris untuk bersaing dengan Sony PlayStation dan Nintendo Wii.
Oleh : www.kompas.com
Sumber : Boy Genius Report